PUISI UNTUK ADIKKU
SEBUAH PUISI UNTUK ADIKKU
sepertinya aku ingin mengajak Tuhanku, agar
kami berkata kepada adikku :
kabur terlalu samar
engkau terkasih
menepi sudah aku, dari kejauhan datangku
sembunyi sunyi
kau yang ku pilih
meski sudah aku jelang, waktu yang terjauh
kemarilah dari kerinduan
jangan simpan pucatnya matamu
kelak kugenggam tanganmu langkahi ragu
kesepian kita bersama
adalah debar janji
mengisi sunyi hidup ini
dan sepertinya aku ingin mengajak Tuhanku, untuk
berkunjung ke jiwa adikku, untuk menetap di sana dan selalu
mendengar nyanyiannya :
kasihilah aku, bila sepi adalah waktu, bila mimpi adalah ragu
milikilah aku, dengan utuh dan sempurna
dan taruhlah di mataku bintang, di hatiku cakrawala
agar tak pernah berpisah dari tanganMu
selalu merajut benang-benang cinta
selalu melihat wajah-wajah surga
a poem for niart
habib
sepertinya aku ingin mengajak Tuhanku, agar
kami berkata kepada adikku :
kabur terlalu samar
engkau terkasih
menepi sudah aku, dari kejauhan datangku
sembunyi sunyi
kau yang ku pilih
meski sudah aku jelang, waktu yang terjauh
kemarilah dari kerinduan
jangan simpan pucatnya matamu
kelak kugenggam tanganmu langkahi ragu
kesepian kita bersama
adalah debar janji
mengisi sunyi hidup ini
dan sepertinya aku ingin mengajak Tuhanku, untuk
berkunjung ke jiwa adikku, untuk menetap di sana dan selalu
mendengar nyanyiannya :
kasihilah aku, bila sepi adalah waktu, bila mimpi adalah ragu
milikilah aku, dengan utuh dan sempurna
dan taruhlah di mataku bintang, di hatiku cakrawala
agar tak pernah berpisah dari tanganMu
selalu merajut benang-benang cinta
selalu melihat wajah-wajah surga
a poem for niart
habib