Saturday, January 14, 2006

Sabda Cinta (sebuah puisi)

Berawal dari sebuah kekaguman
pada jamaliyah seorang hamba
tersirat di balik senyumnya
terlukis dalam keteduhan tatapnya
menjalin bahasa
pada setiap perjumpaan
kehausan sang musafir
dan kebeningan air telaga

Di sinilah sabda cinta
membelah langit
meruntuhkan kebengisan manusia
dengan halusnya menyusup
pada kegersangan kasih hati
lalu menjelma
dalam setitik air mata cinta
yang perlahan mengalir tanpa diminta

Kini dengarkan seruan sabda
bahwa cinta membingkiskan
keindahan pemilik-Nya
dia wajib kau puja
namun jangan berusaha menyeretnya
pada kebekuan makna
sebab cinta tak ingin terpenjara
karena ia bebas
untukku... untukmu... dan untuk kita

makassar, 14 januari 2006

Panggilan Semesta (sebuah puisi)

Tenggelamnya surya
bukan berarti suramnya hidup
meskipun dia pergi membawa terangnya
tetapi seberkas sinar
tetap akan berkilau lagi
tatkala pulangnya menjemput
dewi malam dan peri bintang

Demikian halnya dengan
gugurnya dedaunan di musim kemarau
bukanlah mengisyaratkan kesedihan
sang dahan atau kerapuhan sang ranting
melainkan ia ingin mengajarkan arti
berbagi padsa kesulitan musim
inilah kepandaiannya
untuk mencegah penguapan telaga
yang diperebutkan saat kemarau

seperti panggilan semesta
maka matinya manusia
juga akan seperti itu
agar harmoni alam tetap mengalun
dan mata yang lain menjadi terbuka
tentang hakikat sebuah kematian
dimana akan mengantarkan
pada kebermaknaan hidup
dan menebis setiap kehampaan

makassar, 13 januari 2006

Menanti Bintang Jatuh ( sebuah puisi)

Sepoi datang bertandang
mengibarkan tirai kelam kekalutan
meramaikan semedi alienasi diri
meniupkan nafas kerinduan
pada manusia-manusia abad 21
yang sengaja mencipta penjara fungky
kemudian bermain api
dalam absurditas
serta menghirup ketamakan
untuk mencipta prestise
dan setiap dentingan waktu
tak menyisakan detik
berterimah kasih

Disana-sini perampokan kepercayaan
pembajakan aset negara tak mau kalah
teriakan rakyat diabaikan
perut membusung tak masalah
leher si kecil semakin terjepit
tapi penguasa malah
tertawa pada korupsi atas nama rakyat

Lantas apa lagi yang patut dirayakan
ataukah sekarang tradisi pun telah di kebiri
hingga kekalahan tahun kemarin
disambut dengan percikan kembang api?!!?
bagiku kesadaran kini telah terhipnotis
hingga kisah negeri dongeng dijadikan dogma
menanti bintang jatuh
sementara ia juga berusaha kokoh
maka bermunajatlah untuk semesta
agar masa tak selamanya berduka

makassar, 1 Januari 2006

Perjalanan 22:14 (sebuah puisi)

Seperti dikabarkan Tuhan
bahwa kelahiran manusia
tak lepas dari kuasa-Nya
Dialah yang merintis
kisah cinta sperma dan sel telur
hingga mewujudlah segumpal darah
yang kelak mencipta
sosok khalifah

Dalam istana rahim
sosok tanpa nama
menerima titah Tuhan
dan seruan pengesaan sang -ada-
meskipun saat itu sang janin
tak tahu apa-apa
dan tak mengenal siapa-siapa

Perlahan peraduannya terbuka
hiduplah ia setelah ruh ditiupkan
dan tangis pertama menitip isyarat
akan terjalnya kehidupan di alam dunia
tak lama mereka berseru!
"lihatlah gadis itu!!!"
"kelahirannya terasa baru kemarin!"
tetapi sekarang ia menatap lembut

Masihkah ia ingat pada Tuhannya?
ataukah realita telah mengotori kesucian hati
akupun berbisik
"agar perjalanan 22:14
membuka gerbang kedewasaan
dan keteguhan keyakinan"
hingga batas waktu senja
saat uluran tangan Tuhan
menjelma usapan kasih

makassar, 4 Januari 2006
for my self : met ULTAH yang ke-22 pada tanggal 4 januari 2006...be your self and believe what do you do!!!!!!

Tuesday, January 03, 2006

Malam (puisi kiriman teman)

kadang - kadang malam masih menyisakan separuhnya untuk bercanda
dan separuhnya menjadi tempat berlabuh
saat dimana kesadaran mencapai puncaknya
dan saat dimana kenikmatan begitu terasa dalam sunyi

tiap malam adalah bagian dari seluruh malam yang berlalu
hukum fisiknya sama dan tak perlu dipertanyakan
seperti mempertanyakan untuk apa malam itu ada
intinya, sejauh mana kenikmatan dan kesadaran telah ditaklukkan

walau kadang malam menyimpan kengerian yang paling mendalam
karena gelapnya selalu mengundang arwah jahat
tapi bukan berarti bahwa malam itu akan abadi
karena malam akan melahirkan kesabaran dan ketabahan untuk esok

kali ini, malam berlalu setengahnya
dan setangah itu akan kurancang menjadi sesuatu yang indah
seperti yang terpikir dalam kepalaku malam ini
aku ingin bermimpi ditemani tidur oleh bidadari harapan

By : Mail

--------------------------------------------------------------------------------

Pelangi Di Baiturrahman

Semburat amarah gemuruh
Memporandakan keperkasaan alam
Gulungan badai gelombang
Tak pandang arah melintang
Kecamuk pagi
mencerabut akar kokoh
Jeritan manusia
Meramu pandang dalam kegetiran

Amarahkah gemuruh?
Ataukah teguran kini nampak jelas!
Ribuan manusia menggelepar
tanpa nyawa
saat ngemuruh terseret lagi
Ke peraduannya
menyisakan serakan puing-puing
sisa-sisa keserakahan umat

Gejolak itu kini mengering
perlahan gemuruh membingkai motivasi
Menyusun serakan yang nampak
mengirimkan titik terang baiturrahman
dan setahun waktu tak cukup
namun usaha memberi jawab
untuk merangkai pelangi di baiturrahman

26 Desember 2005
To Aceh tercinta dalam agendaku mengenang kembali setahum tsunami di Aceh (26 Desember 2004)

Kepada Rindu (sebuah puisi)

Kepadamu
Yang merajai malam dengan tinta jiwa, dan mengusik khayalku diantara barisan peristiwa yang memburu waktu
Kepadamu
Yang jauh, hidup, merasa ada dan menemaniku ada
Sepertinya hari ini, jiwaku masih mengerti
engkaulah sahabat para cinta dan kekasih setiap rindu
rangkaian senyum penyirna kegelapan

Kepadamu
Waktu kuhantarkan seperti nyanyian semesta
Yang mendahuluiku mengenal peluk dekapmu
Hanya penggal doa dalam jemari ;
di fajar jiwamu
ketika malam kulewati dan kita terikat dalam mimpi yang membaluti
milikmulah pagi, bagimulah matahari, engkaulah bebungaan yang bersemi
bagi segala musim

Kepadamu
Hanyalah cinta
Engkaulah cinta
Datanglah mengusir sunyi, dan meninggalkan jejakmu di sepanjang bumi, dan
biarkanlah esok aku mengejarmu, dan mereka akan mengenali semua karya suci
dari tanganmu

Kepadamu
Kata adalah rindu, dan cinta selalu mengajak jiwa berdamai dalam harapan, masih adakah yang lebih baik daripada itu
Dan, akupun datang perlahan. Kemarin dan esok.
Lalu, aku menyapa. Kita. Hidup. Marilah mencintai kehadiran. Jiwa adalah
keabadian

Kepadamu
Tetap rindu. Semua satu
Jalan
Arah
Tujuan
Engkaupun telah berada untuk itu.
Selalu. Datanglah
Pergilah tetap bersama kebahagiaan yang banyak bercerita kepada sanubari dan mimpi-mimpi.

A poem for niart
Happy birthday

Masril Habib

Jejak Tersisa

    Nama :
    Web :
    Jejak :
    :) :( :D :p :(( :)) :x
Muchniart Production @ 2006