Puisi Buat Kakanda
Tabir yang membatasi
dan kabut jarak yang membentang
singgasana yang tak terisi
dan perahu yang enggan berlayar
menerobos sisi kerinduanku
pada sosok yang samar kukenal
meskipun imajinasiku berusaha merangkainya
Banyak yang ingin kuteriakkan
andainya detik ini
dia dapat mewujud
tapi hingga dentingan jam
bosan berceloteh
dan beribu malam tersapu siang
dia hanya bersembunyi
pada balikan layar yang kelam
Sosok yang selama ini kusanjung
akan kepandaian bahasanya
merangkai kuntuman pena
pada ranting-ranting jiwa
menerobos bekuan ego
yang mendesak kutumpahkan
Dia senantiasa hadir
saat petir dan badai
menjalin gemuruh
menanti petaka
kucoba melukis wajah
pada siluet halus diatas kertas yang basah
tak dapa kuterka dia
dan saat malam memuntahkan gelapnya
dan memejamkan kelopak mata sendunya
kucoba menarik pena
dan menorehkan setengah
tinta hitamku
untuk melirik sebuah puisi buat seorang kakak
dalam hatiku
agar kelak dapat
menyapa pada saat
aku terbuai mimpi
specialy for kanda masril habib
dan kabut jarak yang membentang
singgasana yang tak terisi
dan perahu yang enggan berlayar
menerobos sisi kerinduanku
pada sosok yang samar kukenal
meskipun imajinasiku berusaha merangkainya
Banyak yang ingin kuteriakkan
andainya detik ini
dia dapat mewujud
tapi hingga dentingan jam
bosan berceloteh
dan beribu malam tersapu siang
dia hanya bersembunyi
pada balikan layar yang kelam
Sosok yang selama ini kusanjung
akan kepandaian bahasanya
merangkai kuntuman pena
pada ranting-ranting jiwa
menerobos bekuan ego
yang mendesak kutumpahkan
Dia senantiasa hadir
saat petir dan badai
menjalin gemuruh
menanti petaka
kucoba melukis wajah
pada siluet halus diatas kertas yang basah
tak dapa kuterka dia
dan saat malam memuntahkan gelapnya
dan memejamkan kelopak mata sendunya
kucoba menarik pena
dan menorehkan setengah
tinta hitamku
untuk melirik sebuah puisi buat seorang kakak
dalam hatiku
agar kelak dapat
menyapa pada saat
aku terbuai mimpi
specialy for kanda masril habib