« Home | JERAMI HIJAU (Sebuah Puisi) » | Elegi sepenggal hari ( Sebuah Puisi) » | Pendar risau (sebuah puisi) » | Senandung Pagi » | Senandung Angin (sebuah puisi) » | Tarian Ilalang (Sebuah Puisi ) » | Tarian Ilalang (Sebuah Puisi ) » | CERITA SELEMBAR DAUN ( Sebuah Puisi ) » | YANG KUCINTA ( Sebuah Puisi ) » | JANGAN... JANGAN (Sebuah Puisi ) »

Telaga Berkisah ( sebuah puisi)

Karena datangnya air
tak dapat kutolak
maka kubiarkan hamparannya menggenangiku
bersama riak
yang dipermainkan angin

Aku memang terlahir
dengan aura keteduhan
dari rahim kesucian
dan berayah kedamaian
Ibuku adalah segumpal
kerinduan akan kidung sang pencinta

Jikalau saja
suatu saat kesejukan air
enggan bersua lagi
maka kuharap kenangan
akan hadirnya telaga mimpi
tak terhapus semburat ambisi

sebab kutahu...
tak selamanya aku kan ada
meski sekarang telagaku
masih sejernih
kisah persahabatan dengan sang angin

makassar, 2 Desember 2005
Specialy untuk kak indra... selamat menjalin siraman mentari di hati kk.