« Home | Satu nama (sebuah puisi) » | Kabar Berbisik ( sebuah puisi) » | Juang dan Pikir (sebuah puisi) » | Intelektual XY (sebuah puisi) » | Aura Samudera II (sebuah puisi) » | Aura samudera I (sebuah puisi) » | Terpinang Senyum (sebuah puisi) » | Kraton Langit (sebuah puisi) » | Sabda Cinta (sebuah puisi) » | Panggilan Semesta (sebuah puisi) »

idealisme dan bapak berkemeja putih (sebuah puisi)

Kubertanya pada angin
saat sebatang pohon memanggilku singgah
pada keletihan menyuarakan idealisme
aku kemudian berpikir
akan kubawa ke mana idealisme ini
saat maut tak mau kompromi
karena menurut mereka
banyak badai menguncang idealisme

Angin menyibakkan kerudungku
dan kutemukan jawabnya
pada seorang bapak berkemeja putih
lewat sosoknya ia bercerita
dunia aktivis yang menjadi jubahnya dulu
lantas ia bertanya pada diriku
dan terbakarnya wajah
memberi simbol bahwa kami
baru saja mengobarkan api perlawanan

Dia pun mengembangkan senyum
kemudian berlalu pergi
maka kurasa angin kembali membelaiku
bahwa ia adalah seorang aktivis saat dulu
dan kini idealismenya tetap terpatri
pada pengabdiannya membimbing anak bangsa
dialah diantara satu sosok terbaik
sebab, dulu, kini dan akan datang
idealismenya utuh dari hantaman materialisme

jogja, 14 februari 2006