Terpinang Senyum (sebuah puisi)
Kupandang mata
yang juga menatapku
kubalas senyum
pada dia yang mengulas senyum
Aku tertunduk, malu!
pada diri dab kelancanganku
kurasa qalbu menggertakku
akan diriku yang tak bisa menjaga diri
dan angugerah dari-Nya
Dan kembali kulihat selaksa
senyum menyelinap
diantara tumpukan manusia
tetapi kali ini senyum itu tampak lain
Sebuah senyum yang begitu tulus
tanpa hasrat dan kuasa
seyum indah berbalut kepolosan cinta
dari si bibir mungil bocah bermata sipit
Selanjutnya terjalinlah canda
karena senyum itu mengirim isyarat akrab
dab kepolosannya itu
yang mengundang aku semakin terpinang
KM. bukit Singuntang, 08 februari 2006
yang juga menatapku
kubalas senyum
pada dia yang mengulas senyum
Aku tertunduk, malu!
pada diri dab kelancanganku
kurasa qalbu menggertakku
akan diriku yang tak bisa menjaga diri
dan angugerah dari-Nya
Dan kembali kulihat selaksa
senyum menyelinap
diantara tumpukan manusia
tetapi kali ini senyum itu tampak lain
Sebuah senyum yang begitu tulus
tanpa hasrat dan kuasa
seyum indah berbalut kepolosan cinta
dari si bibir mungil bocah bermata sipit
Selanjutnya terjalinlah canda
karena senyum itu mengirim isyarat akrab
dab kepolosannya itu
yang mengundang aku semakin terpinang
KM. bukit Singuntang, 08 februari 2006