« Home | Mencintai Dengan Sederhana (Sebuah Puisi) » | Altar Ego ( sebuah puisi) » | Telaga Berkisah ( sebuah puisi) » | JERAMI HIJAU (Sebuah Puisi) » | Elegi sepenggal hari ( Sebuah Puisi) » | Pendar risau (sebuah puisi) » | Senandung Pagi » | Senandung Angin (sebuah puisi) » | Tarian Ilalang (Sebuah Puisi ) » | Tarian Ilalang (Sebuah Puisi ) »

Aku Ingin Mencintai Dengan Sederhana ( Sebuah Puisi)

Pertarungan telah dimulai
menyulutkan kembali
perseteruan iblis dan manusia
petaka tidak akan
pernah sirnah
karena manusia suka tergoda
dan iblislah penggodanya

Sejak awal penciptaan
masing-masing ego berbicara
iblis merasa
pantas dengan kobaran apinya
sedang manusia berucap kuasa
akan sari pati tanah di dirinya

Hingga mewujudlah Adam
sebagai titisan sesepuh langit
yang pertama
tetapi iblis tak mau bersujud
meskipun sabda tuhan
telah mengharuskan
"ini bukanlah pengingkaran pada sesepung langit"
iblis berkata

Maka tampillah keadilanNya
dimana iblis menjadi
bumerang bagi manusia
dan manusia diserahi
amanah kekhalifaan
sekaligus kehambaan
di muka bumi

Sesepuh langit menjadi hakim
pada pertarungan ini
dan tak akan
mungkin pilih kasih
akan kekalahan manusia
jika mereka
memang sepatutnya kalah

makassar, 04 desember 2005