SKETSA ( Sebua Puisi )
Siluet ketuaan berbaris pada sebuah wajah
Senyum bahasa lelah
Menghadirkan ilustrasi
Sekeping hati pudar
Rangka-rangka yang rapuh
Berusaha menegakkan gumpalan
daging, agar dia layak
Disapa manusia
Kau sambut kemanjaanku
Dengan keteduhan sebuah tatapan
Kau rangkul egoku
Dengan lafaz kelembutan
Berbagi ceria terpaksa terlukis
Demi ketabahan sang permata hati
Lambaian tangan sang bidadari
Tujuh tahun kemarin
Tak selangkah menggerakkan
Engkau mengejar bidadari lain
Engkau tenggelamkan dirimu
Dalam lautan Cinta hakiki
Engkau leburkan hatimu
Ditengah ratapan sapaan malam
Menanti secercah asa
Bersama hamparan
Permata berbisik
Makassar, 28 Oktober 2005
Senyum bahasa lelah
Menghadirkan ilustrasi
Sekeping hati pudar
Rangka-rangka yang rapuh
Berusaha menegakkan gumpalan
daging, agar dia layak
Disapa manusia
Kau sambut kemanjaanku
Dengan keteduhan sebuah tatapan
Kau rangkul egoku
Dengan lafaz kelembutan
Berbagi ceria terpaksa terlukis
Demi ketabahan sang permata hati
Lambaian tangan sang bidadari
Tujuh tahun kemarin
Tak selangkah menggerakkan
Engkau mengejar bidadari lain
Engkau tenggelamkan dirimu
Dalam lautan Cinta hakiki
Engkau leburkan hatimu
Ditengah ratapan sapaan malam
Menanti secercah asa
Bersama hamparan
Permata berbisik
Makassar, 28 Oktober 2005