Kecapi Tak Berdawai ( Sebuah Puisi)
Hening yang mencekam
berontak, teriak, tertawa lalu menangis
orang pasti akan heran
setan apa yang merasuki jiwanya
yang menganga
Oh... ternyata sebuah kepercayaan
tercabik-cabik
lukisan kemanisan
tercerai-berai
kecapi yang dulunya kusanjungi
tak mampu berbunyi
hingga satu-persatu pendengarnya
berlalu pergi
Teriakan mereka, cemohan mereka
tak mampu tertutupi
kecapi itu kini tak berdawai
melodinya tak mampu menyaingi teriakan mereka
Dengarkan kami...
suara itu kembali bergema
engkau dulu yang mengajarkan
kesucian kepercayaan memalui
gesekan dawai-dawaimu
engkau dulu yang kukagumi
karena kharismamu yang terpancar dibalik irama itu
tapi sekarang semuanya
melambaikan tangan
kecapi itu kini tak berdawai
berontak, teriak, tertawa lalu menangis
orang pasti akan heran
setan apa yang merasuki jiwanya
yang menganga
Oh... ternyata sebuah kepercayaan
tercabik-cabik
lukisan kemanisan
tercerai-berai
kecapi yang dulunya kusanjungi
tak mampu berbunyi
hingga satu-persatu pendengarnya
berlalu pergi
Teriakan mereka, cemohan mereka
tak mampu tertutupi
kecapi itu kini tak berdawai
melodinya tak mampu menyaingi teriakan mereka
Dengarkan kami...
suara itu kembali bergema
engkau dulu yang mengajarkan
kesucian kepercayaan memalui
gesekan dawai-dawaimu
engkau dulu yang kukagumi
karena kharismamu yang terpancar dibalik irama itu
tapi sekarang semuanya
melambaikan tangan
kecapi itu kini tak berdawai