Perempuan Mencinta (Sebuah Puisi)
Kuhapus dahagaku dengan
Linangan air telaga biru
Sebab kutahu engkau tak mungkin
Merelakan telapakmu menyentuhku
Kuhembuskan kegundahanku
Dalam hempasan angin senja
Sebab kudengar kau tak bisa mengobatinya
Aku menjadi kalut
Dalam banyang-banyang kebodohan hati
Aku menjadi benci
Disaat yang kunanti tak
membawa lentera
Perempuan yang mencinta
Mengukir tawa yang hampa
Melukis mimpi yang sesak
Tetapi dia akan terus mencinta
Diantara harap dan cemasnya
Makassar, 20 Oktober 2005
Linangan air telaga biru
Sebab kutahu engkau tak mungkin
Merelakan telapakmu menyentuhku
Kuhembuskan kegundahanku
Dalam hempasan angin senja
Sebab kudengar kau tak bisa mengobatinya
Aku menjadi kalut
Dalam banyang-banyang kebodohan hati
Aku menjadi benci
Disaat yang kunanti tak
membawa lentera
Perempuan yang mencinta
Mengukir tawa yang hampa
Melukis mimpi yang sesak
Tetapi dia akan terus mencinta
Diantara harap dan cemasnya
Makassar, 20 Oktober 2005