« Home | TUBUH TAK BERBADAN (Sebuah Puisi) » | BERITA UNTUK SAHABAT ( Sebuah Puisi ) » | SEKEPING HATI TERTAMBAT ( Sebuah Puisi ) » | SEKEPING HATI TERBELAH ( Sebuah Puisi ) » | SKETSA ( Sebua Puisi ) » | MUNAJAT KEFAKIRAN HAMBA ( Sebuah Puisi ) » | Dua Lelaki ( sebuah Puisi ) » | SEPOTONG ROTI ( Sebuah Puisi ) » | GALAU ( Sebuah Puisi ) » | MENANTI JAWAB ( Sebuah Cerpen ) »

INSTRUMEN HATI ( Sebuah Puisi )

Jangan sekali lagi kau usik lamunanku
Karena ingin kubiarkan sendiri
Membelai sepi
Menghapus banyang-bayang yang berkelebat
Diantara puing-puing kegundahanku
Biarkan melodi kasih
Mengalun pelan
Dalam hati ini

Seandainya engkau tahu
Betapa hidup adalah nada
Maka mungkin
Engkau akan duduk terdiam
Dan mendengarkan
Instrumen yang kau cipta
Tetapi engkau lebih memilih
Menangis kala sedih menikam
Teriak saat kejutan menghampiri
Tertawa jika bahagia menyapa
Dimana lafazd syukurmu
Aku juga tak tahu?
Padahal dalam segumpal daging
Ada kedamaian terpendam
Bukan hura-hura atau hedonisme
Ada irama hati
Yang selayaknya membuatmu bersyukur

Makassar. 09 November 2005