« Home | gadis tepi pantai (Sebuah Puisi) » | PENGKHIANATAN JANJI (Sebuah Puisi) » | INSTRUMEN HATI ( Sebuah Puisi ) » | TUBUH TAK BERBADAN (Sebuah Puisi) » | BERITA UNTUK SAHABAT ( Sebuah Puisi ) » | SEKEPING HATI TERTAMBAT ( Sebuah Puisi ) » | SEKEPING HATI TERBELAH ( Sebuah Puisi ) » | SKETSA ( Sebua Puisi ) » | MUNAJAT KEFAKIRAN HAMBA ( Sebuah Puisi ) » | Dua Lelaki ( sebuah Puisi ) »

Perawan Desa ( Sebuah Puisi )

Kutatap ia melangkah gemulai
Menuruni sebuah anak sungai
Dengan seutas kain
Membaluti pancaran mahkotanya
Sesekali ia mengibaskan selendang itu
Tatkala ia mencoba menggelitik bahunya
Dipinggulnya yang ramping
Bertengger sebuah bakul
Tempat ia menaruh harap

Kini kucoba menyapanya dengan senyum
Tetapi dia malah tertunduk malu
Wajahnya yang memerah
Coba ia sembunyi
Dibalik tabir keanggunannya

Berbeda...sungguh berbeda...
Ini adalah pemandangan yang alami
Yang tak dapat kulihat lagi
Karena zaman telah melangkah jauh
Bahkan berusaha mengasingkan
Perawan desaku

Modernisasi
Mencipta topeng kosmetik
Dan membuat perawan desaku menghamba
Sehingga hilanglah harapku
Akan keterpesonaan pada
Sosok perawan desa

Makassar, 09 Novemver 2005