« Home | Persahabatan Maya (sebuah puisi) » | Diamku Tak Bisu ( sebuah puisi ) » | Ku Benci Kau Dalam Shalatku ( sebuah puisi) » | Manusia Aneh ( Sebuah Puisi ) » | Dualisme Malam ( sebuah puisi ) » | Bunda Berhati Sutera ( Sebuah puisi ) » | Semburat Hidup ( sebuah puisi ) » | Di tengah Kabut Kutemukan Dia ( sebuah cerpen) » | Ada Pelangi Di Terik Mentari ( Sebuah Puisi) » | Aku Ingin Mencintai Dengan Sederhana ( Sebuah Puisi) »

Bisiki Hatimu (sebuah puisi)

Coba kau tanya
pada hati kecilmu
masihkah seculi gumpalan
daging itu punya rasa kemanusiaan?
Jika ia, lantas mengapa
seorang bapak berpakaian kumal
terpaksa menggayuh
roda tiganya dengan kaki
yang terbungkus
kulit tanpa daging
sementara engkau hanya
tersenyum penuh kemenangan

Cucuran keringatnya
kau hargai dengan
kepingan seribuan
padahal jalan begitu terjal
dan hujan mengguyur deras
Pantaskan? Sekali lagi
bisikkan kata ini pada hatimu
kecuali jika ia telah mati
dan kau benar-benar
menjadi monster jalanan
dengan rantai nafsu
beserta gelang keserakahan
dihiasi dengan pewarna rambut kebengisan
karena kau ingin terlihat gagah
agar semua orang takluk

Ayolah... bisiki hatimu
sebelum bapak itu menangis
karena Tuhan telah kau hina
lewat jeritannya
sebelum aku mengutukmu
dalam lafazt doaku
yang terijabah oleh sinar kebenaran

Makassar(tol reformasi), 16 Desember 2005
toek brandal jalanan yang menindas pabak tukang becak di tol reformasi