« Home | Semburat Hidup ( sebuah puisi ) » | Di tengah Kabut Kutemukan Dia ( sebuah cerpen) » | Ada Pelangi Di Terik Mentari ( Sebuah Puisi) » | Aku Ingin Mencintai Dengan Sederhana ( Sebuah Puisi) » | Mencintai Dengan Sederhana (Sebuah Puisi) » | Altar Ego ( sebuah puisi) » | Telaga Berkisah ( sebuah puisi) » | JERAMI HIJAU (Sebuah Puisi) » | Elegi sepenggal hari ( Sebuah Puisi) » | Pendar risau (sebuah puisi) »

Bunda Berhati Sutera ( Sebuah puisi )

Sapuan gaun kasih
sengaja kau usapkan
di wajahku yang letih
sebab kau tahu
aku yang rapuh

Tatapan kesenduan sinar
membenamkan aku
pada kebeningan telaga
bermuara kasih sayang
karena kaulah yang paham
akan siapa aku

Tiada belaian
yang melebihi lembutnya
sentuhan bunda berhati sutera
saat susupan jemarimu
kurasa syahdu
menelusuri belahan rambutku
yang mulai gugur
oleh jambakan keterpisahan

Jika coba kubayangkan
hadirmu dalam hadirnya
maka tetap engkau yang kupilih
mendiami tahta istana hatiku
walau uluran tangan-Nya
yang kau sambut kemarin
telah menjauhkanmu dariku

Meski kakiku merangkak
dalam amputasi cinta
yang terkoyak
ketegaran yang kau titip
akan berusaha kumaknai
agar aku bisa menjadi perempuan
dewasa dalam perjalanan hidup

Kuharap hadirmu
dalam langkahku
menitip keindahan nirwana
lewat siluet senyum
bundaku yang berhati sutera

Makassar, 12 Desember 2005
Puisi ini kutitipkan untuk bunda sebagai pengantar perjalananya di alam yang lain. Puisi ini untuk mengenang 8 tahun kematian bunda (beliau wafat tgl 12 desember 1997) Bunda dihatiku engkau tetap ada dan doakan aku agar cepat berhasil memenuhi impianmu dulu.