« Home | Dualisme Malam ( sebuah puisi ) » | Bunda Berhati Sutera ( Sebuah puisi ) » | Semburat Hidup ( sebuah puisi ) » | Di tengah Kabut Kutemukan Dia ( sebuah cerpen) » | Ada Pelangi Di Terik Mentari ( Sebuah Puisi) » | Aku Ingin Mencintai Dengan Sederhana ( Sebuah Puisi) » | Mencintai Dengan Sederhana (Sebuah Puisi) » | Altar Ego ( sebuah puisi) » | Telaga Berkisah ( sebuah puisi) » | JERAMI HIJAU (Sebuah Puisi) »

Manusia Aneh ( Sebuah Puisi )

Dalam perjalananku pulang
menelusuri gang kecil tanpa selokan
aku sempat melihat sosok yang tak jelas
tertawa lalu menangis
sangat miris terdengar
meskipun bau apek sampah
tak karuan mengaduk
lubang hidungku
tapi perhatianku tetap
tertuju pada wanita berambut lurus

Dia, meratap dalam kepiluan
Dan tertawa seakan-akan
dalam sekejap kejaran gundahnya hilang
Siapakah dia?
aku juga tak tahu
yang jelasnya
sekarang dia berjalan kearahku
dan sesekali menjambak rambutnya
dan menggertakku dalam bahasa aneh
Iya..inilah bahasa hati
manusia yang teraniaya

makassar, 20 desember 2005